SDN.003 SAMARINDA SEBERANG: PAWAI 1 MUHARRAM 1437 H MASJID JAMI' ASH-SHOBIRIN

Saat yang dinanti pun tibalah sudah. Rabu, 14 Oktober 2015 atau bertepatan dengan 1 Muharram 1437 H. Suasana di kelurahan Sungai Keledang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ikatan Remaja Masjid, LSM, organisasi kepemudaan, kelompok pengajian, dan sekolah membaur dalam pawai tahun baru Islam.

Pada Pawai kali ini, SDN. 004 Samarinda Seberang turut berpartisifasi dengan menurunkan 2 regu. Yang terdiri dari regu Gugus Depan Budi Utomo dan TPA SDN. 004 Samarinda Seberang. Dan masing-masing regu didampingi oleh para guru untuk mengarahkan peserta pawai yang diturunkan. Jika regu Gugus Depan Budi Utomo dengan tema "Mempererat Tali Ukhuwah Islamiah", maka TPA SDN. 004 mengusung tema " Menciptakan Generasi Islami".

Rute pawai yang ditempuh peserta dimulai di Kompi Senapan A Samarinda Seberang, menyusuri jalan Bung Tomo, jalan H. Jahrah, jalan Datuk Iba dan berakhir di halaman Masjid Jami' Ash- Shobirin.Yang tampak hanya suasana gembira. Sesekali terlihat peserta pawai bercengkrama dengan penonton yang menyapa. Guna menjaga kenyamanan pengguna jalan dan ketertiban lalu lintas, dilibatkan pula personel polisi lalu lintas. Dan panitia pun menyiagakan unit kesehatan. Alhasil, “Pawai 1 Muharram 1437 H” oleh Pengurus Masjid Jami’ Ash- Shobirin di kelurahan Sungai Keledang berlangsung secara kondusif. Acara Semakin meriah ketika pada bagian akhir panitia pelaksana mengumumkan doorprize.

Dengan mengikuti “Pawai 1 Muharram 1437 H” pada tahun ini, sungguh memberikan pengalaman berharga kepada anak didik. Bahwa dalam peradaban Islam pun memiliki tahun baru.Seperti pada agama lainnya yang memiliki kalender penanggalan. Momentum ini juga akan memperluas wawasan peserta didik tentang agama yang dianutnya, meningkatkan kesadaran beragama. Menumbuhkan semangat persatuan serta melatih mereka agar mampu menempatkan diri di tengah-tengah keberagaman yang ada secara bijaksana. Pendek kata, acara tersebut bukan sekedar simbol seremonial ataupun agenda tahunan panitia pelaksana belaka. Justru, dengan ini bisa dijadikan sebagai bentuk pembelajaran. Dan merupakan satu bukti bahwa masyarakat telah turut berperan aktif dalam pembelajaran itu.